Latar Belakang
Bersamaan dengan terjadinya pemindahan pusat pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dari Yogyakarta ke Jakarta pada 1950, banyak umat Katolik yang turut hijrah ke Jakarta, termasuk beberapa ibu Katolik yang sudah aktif berkegiatan di organisasi Wanita Katolik Republik Indonesia (Wanita Katolik RI) yang secara historis pertama kali didirikan di Yogyakarta, 26 Juni 1924.
Pada saat itu, di daerah Kebayoran, tercatat hanya terdapat 15 keluarga Katolik. Misa dirayakan pada setiap hari Minggu ketiga, setiap bulan di rumah keluarga Hofland yang berada di Jalan Hang Tuah, Saat itu belum ada Gereja Katolik dan Sekolah Katolik. Gedung Gereja St Yohanes Penginjil, Blok B yang masih berupa bangunan sederhana, baru berdiri pada 1952.
Sebagaimana biasa, para umat tidak langsung pulang, ketika Misa telah usai, tetapi meluangkan waktu bersama untuk berbincang-bincang dengan teman-teman atau berkenalan dengan pendatang baru. Pada kesempatan itulah, tergugah hati dari para ibu-ibu Katolik supaya bisa bersatu padu, mewujudkan cita-cita untuk mendirikan suatu organisasi Katolik bagi ibu-ibu untuk ikut menanggulangi keperluan Gereja yang baru, mengatur makanan untuk Pastor dan membantu masyarakat sekitar yang memerlukan pertolongan khususnya di dalam bidang Kesehatan.
Untuk menghimpun para ibu Katolik di kawasan Kebayoran, dalam sebuah wadah yang terorganisasi, pada Januari 1952 diadakan pertemuan atas inisiatif beberapa ibu aktivis. Hadir dalam pertemuan tersebut sekitar 25 ibu Katolik, dan beberapa bapak dari perkumpulan sosial Katolik. Pertemuan tersebut dipandang sebagai titik awal dari perjalanan panjang Wanita Katolik RI cabang Kebayoran Barat dan cabang Kebayoran Timur.
Cikal bakal Wanita Katolik RI di kawasan ini adalah sebuah wadah yang dibentuk sebagai hasil kesepakatan dari pertemuan yang diadakan pada Januari 1952, dan diberi nama Persatuan Wanita Katolik Kebayoran, dengan nakhoda ibu S. Kasidjo sebagai Ketua, dan dibantu oleh Ibu Darmowiyoto sebagai Wakil Ketua, Ibu Brotoatmojo dan Ibu C Darmoatmojo, masing-masing sebagai Penulis I dan Penulis II, Ibu Mardiwarsito sebagai Bendahara, Ibu Pudjosoekanto sebagai Komisaris. Sementara Pastor P. Middendorp SJ berperan sebagai moderator organisasi Persatuan Wanita Katolik Kebayoran.
Program kerja pertama adalah mengadakan sarana misa, menata dekorasi dalam gereja, dan mengurus keperluan rumah tangga pastoran. Berikutnya adalah membentuk seksi sosial sebagai penggerak untuk mewujudkan impian para ibu, yaitu mendirikan Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak (BKIA).
Berkat keuletan ibu-ibu Wanita Katolik serta bantuan dari beberapa pihak, pada 1956 berdirilah Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak (BKIA), dalam hai ini berupa Klinik Bersalin dengan pemimpin pertama Ibu Mardisuwito. Balai Kesehatan ini kemudian dikelola oleh Yayasan Panti Nugraha; hampir seluruh pengurusnya adalah wanita, termasuk dokter-dokternya. Yayasan Panti Nugraha terus mengembangkan usahanya hingga membuka dua cabang, di Rempoa dan Pondok Labu. Atas jasa para pendahulu Wanita Katolik, mendirikan balai kesehatan, saat ini Wanita Katolik RI Cabang Kebayoran Timur (Santa Perawan Maria Ratu, Blok Q) dan Wanita Katolik RI Cabang Kebayoran Barat (Santo Yohanes Penginjil, Blok B) berhak menempatkan satu orang wakilnya untuk duduk dalam kepengurusan Yayasan Panti Nugraha.
Pada 1954, Wanita Katolik Kebayoran, dimekarkan menjadi dua yakni Wanita Katolik Cabang Kebayoran Barat dan Wanita Katolik Cabang Kebayoran Timur. Yang terakhir ini kemudian menjadi Wanita Katolik Cabang Santa Perawan Maria Ratu. Hal ini bukan dikarenakan perbedaan pandangan, melainkan karena tuntutan pelayanan kepada umat yang harus semakin ditingkatkan dan faktor pertumbuhan umat Katolik yang kian pesat.
Wanita Katolik RI Cabang Santa Perawan Maria Ratu
Sejalan dengan berdirinya Paroki Santa Perawan Maria Ratu (SPMR), pada 1956, yang merupakan hasil pemekaran dari Paroki Santo Yohanes Penginjil Blok B, maka Organisasi Wanita Katolik Kebayoran pun dimekarkan menjadi dua (1954), yaitu Wanita Katolik RI Cabang Kebayoran Barat (Santo Yohanes Penginjil, Blok B) dan Wanita Katolik RI Cabang Kebayoran Timur (Santa Perawan Maria Ratu, Blok Q).
Seiring dengan perkembangan Paroki Santa Perawan Maria Ratu, Blok Q, Wanita Katolik Cabang Santa Perawan Maria Ratu pun terus bertumbuh dan berkembang menjadi cabang yang otonom, dan menjadi salah satu kelompok kategorial yang sah di Paroki. Tentu saja kerja sama dengan Wanita Katolik Cabang Santo Yohanes Penginjil, tetap terjalin dengan baik, mengingat keduanya mempunyai latar historis yang sama.
Grafik pertumbuhan dan perkembangan Wanita Katolik RI Cabang Santa Perawan Maria Ratu, terus meningkat dari tahun ke tahun. Secara kuantitatif, pertumbuhan tampak pada bertambahnya jumlah anggota. Sedangkan secara kualitatif tampak dalam beragamnya kegiatan yang dilakukan, baik dalam rangka peningkatan sumber daya anggota, maupun sebagai bentuk partisipasi aktif dalam kehidupan sosial masyarakat.
Data 1987 mencatat jumlah anggota Wanita Katolik RI sebanyak 300 anggota, yang terbagi dalam 8 Ranting, yaitu:
- Ranting Stephanus
- Ranting Ignatius
- Ranting Keluarga Kudus
- Ranting Maria Goretti
- Ranting Raphael
- Ranting Gabriel
- Ranting Yohanes de Britto
- Ranting Aloysius
Sampai akhir 2023, anggota Wanita Katolik RI Cabang Santa Perawan Maria Ratu, Blok Q berjumlah 140-an anggota yang terbagi dalam 6 ranting, yaitu:
No. | Nama Ranting | Tanggal terbentuk | 31 Desember 2021 | 31 Desember 2022 | 31 Desember 2023 | 31 Desember 2024 |
1 | Keluarga Kudus | 1972 | 33 | 36 | 32 | 35 |
2 | Santo Stefanus | 1972 | 25 | 24 | 22 | 20 |
3 | Santo Gabriel | 1972 Sebelum Ranting St.Rafael | 16 | 16 | 18 | 17 |
4 | Santo Rafael | 21 Februari 1972 | 24 | 24 | 23 | 24 |
5 | Santa Angela | 29 Januari 1993 | 25 | 25 | 26 | 22 |
6 | Santa Caecilia | 1998 | 26 | 26 | 21 | 20 |
TOTAL | 149 | 151 | 142 | 138 |
Kegiatan yang dilakukan ditingkat Ranting, sejalan atau sinkron dengan program yang telah ditentukan oleh Cabang, yang sekaligus mendukung program dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Jakarta. Semua Kegiatan tersebut bermuara pada pencapaian tujuan, yaitu visi dan misi Wanita Katolik Republik Indonesia yakni mencapai kesatuan gerak wanita Katolik di dalam mengungkapkan iman dan juga kasih Kristiani dalam hidup bermasyarakat, mengembangkan kualitas Wanita secara utuh, dan mengembangkan peran ganda sebagai wanita di dalam keluarga, Gereja, dan masyarakat.
Kegiatan rutin ditingkat cabang, antara lain mengadakan pertemuan berkala, sebulan sekali antara pengurus cabang, pengurus ranting dan anggota yang merupakan forum untuk saling berkomunikasi, tatap muka, menyusun program kerja, dan membahas masalah-masalah yang dihadapi. Pertemuan Bulanan tersebut juga diisi dengan kegiatan arisan, ceramah ilmiah, dan diskusi. Untuk menggerakkan roda organisasi, para pengurus cabang secara rutin mengadakan rapat internal, melakukan anjangsana ke ranting-ranting, menghadiri rapat antarcabang DPD Jakarta, mengadakan penataran dan seminar untuk anggota cabang dan ranting, menghadiri RKC (Rapat Koordinasi Cabang), dan Rapat Koordinasi Cabang Wilayah (RKCW) Jakarta Selatan, setiap empat bulan sekali.
Tidak ketinggalan berbagai kegiatan sosial karitatif pun menjadi perhatian pengurus dan anggota Wanita Katolik RI Cabang Santa Perawan Maria Ratu, seperti mengunjungi dan mendoakan keluarga yang sakit atau mengalami musibah, bakti sosial, donor darah, kunjungan ke panti asuhan atau panti jompo, bazzar murah. Sebagai organisasi yang membawa bendera Katolik, berbagai kegiatan keagamaan pun dilaksanakan, mulai dari kegiatan perayaan Ekaristi, retret, Ziarah, Koor, hingga kegiatan membersihkan gereja dan pastoran.
Untuk meningkatkan ekonomi anggota, Wanita Katolik RI Cabang SPMR, mengadakan kegiatan simpan pinjam, menyiapkan dana sehat, menyelenggarakan demo masak, dan kursus keterampilan misalnya membuat kerajinan tangan dan sebagainya.
Dalam kegiatan lintas kemasyarakatan, Wanita Katolik RI Cabang SPMR juga mengadakan kegiatan kunjungan ke Posyandu-Posbindu yang ada diarea wilayah Paroki SPMR, bekerja sama dengan Pengurus Posyandu-Posbindu setempat.
Kegiatan-kegiatan lainnya dilaksanakan secara insidental sesuai dengan kebutuhan atau kondisi faktual yang terjadi. Pada prinsipnya, semua kegiatan yang dijalankan baik ditingkat cabang maupun ranting didasarkan pada program kerja yang telah disusun secara rapih setiap akhir tahun, mengacu pada Renja (Rencana Kerja) yang telah disahkan oleh konferensi cabang.
Salah satu kunci kesuksesan organisasi adalah terjalinnya kerja sama yang erat diantara pengurus cabang/ranting dengan anggota. Berbagai kegiatan hanya bisa terlaksana dengan baik apabila tercipta suatu iklim kerja sama yang kondusif di dalam tubuh organisasi itu sendiri. Secara eksternal jalinan kerja sama dengan berbagai pihak juga tidak kalah pentingnya. Kerja sama antarorganisasi Wanita, antara lain dengan Badan Kerja sama Wanita Kristen dan Katolik (BKS-WKK), Badan Kerja sama Organisasi Wanita (BKOW), namun sejak 2015 karena satu dan lain hal Wanita Katolik RI Cabang Santa Perawan Maria Ratu, Blok Q belum kembali aktif dalam kegiatan tersebut.
Perlu dicatat, dalam catatan sejarah ini, sejumlah tokoh wanita yang telah mendedikasikan hidup mereka, sebagai ketua cabang Wanita Katolik RI Santa Perawan Maria Ratu. Ketua pertama cabang adalah Ibu Kasidjo. Kepemimpinannya dilanjutkan berturut-turut oleh Ibu Maria Margaretha Soetiyah Marsidi, Ibu Caecilia Soekeksi Moestamiruddin, Ibu Jacoba Theodora Vroegop Gunawan, dan Ibu C. Kijatiningsih Janney Wongso.
PERINTIS WANITA KATOLIK RI
CABANG SANTA PERAWAN MARIA RATU BLOK Q

IBU KASIDJO
Ketua cabang Wanita Katolik RI Santa Perawan Maria Ratu yang pertama dijabat oleh Ibu Kasidjo.
Berikut ini kutipan dari Kata Sambutan Ibu Kasidjo dalam buku Peringatan 35 tahun berdirinya organisasi Wanita Katolik RI di Kebayoran.
36 tahun lalu, 27 April 1951, kami sekeluarga baru datang dari pengungsian. Kami ditempatkan di daerah bagian Timur Kebayoran di tengah rumah rumah baru untuk pegawai negeri. Satu satunya gedung sekolah Dasar terletak di Jalan Citayam, sedangkan sebuah klinik milik Perwari ada di Jalan Ciragil. Ada sebuah Pasar Kecil sekarang Pasar Santa yang pada waktu itu sudah bubar sebelum pukul 11.00 siang.
Pada semula warga penghuni bagian Timur kebayoran yang disebut Blok Q mengikuti Misa Kudus bersama sama Warga Blok B (Bagian Barat Kebayoran) yang dipersembahkan oleh Pastor J. Awick, SJ sekali sebulan di rumah keluarga Hoffland di Jalan Hang Tuah.
Kemudian bagi umat Blok Q Misa Kudus dipersembahkan di Jl. Ciasem I/44, sebuah rumah di sebelah Gereja yang sekarang.
Selesai Misa umat saling berbincang dan berkenalan. Pada kesempatan itulah tergugah hati kami untuk mendirikan organisasi katolik bagi Ibu-ibu untuk ikut menanggulangi keperluan Gereja yang baru (mengatur makanan untuk Romo dll). Pada Januari 1952 terbentuklah organisasi Wanita Katolik RI di Kebayoran sebagai salah satu Cabang di bawah Wanita Katolik RI Pusat yang pada waktu itu berkedudukan di Jogjakarta.
Kami merasa bangga dan mengucap syukur dan terima kasih yang sebesar besarnya atas kesadaran ibu-ibu untuk melanjutkan cita-cita Wanita Katolik RI dan mewujudkannya dalam karya yang nyata.
Kepada semua ibu-ibu yang berjuang atas terbentuknya Wanita Katolik RI, Rumah Bersalin Panti Nugraha dan segala aktivitas di bidang sosial, pendidikan, kerohanian, dll, baik bagi Ibu-ibu yang masih hidup, maupun yang telah mendahului kita, kami mengucapkan terima kasih.
Semoga Wanita Katolik RI tetap terus maju di bawah naungan Tuhan.
Jakarta, 31 Oktober 1987
Ny. S. Kasidjo

MARIA MARGARETHA SOETIYAH MARSIDI
Lahir: 28 Desember 1923 | Wafat: 7 Juni 1999
Ibu Maria Margaretha Soetiyah Marsidi lahir di Semarang, 28 Desember 1923
Ketua cabang Wanita Katolik RI Santa Perawan Maria Ratu yang pertama dijabat oleh Ibu Kasidjo. Kepemimpinan WKRI dilanjutkan oleh Ibu Maria Margaretha Soetiyah Marsidi.
Menurut informasi dari Ibu Diah Marsidi (Putri Ibu Marsidi), Ibu Marsidi pernah bertugas sebagai Anggota DPD sekitar 1978.

CAECILIA SOEKEKSI MOESTAMIRUDDIN
Lahir: 22 Oktober 1920 | Wafat: 18 November 1973)
Lahir di Yogyakarta, 22 Oktober 1920
Pendidikan H.I.S, Mulo dan H.I.K Susteran Semarang (Selesai pada 1940)
Aktivitas
1942 Sekretaris Wanita Katolik di Solo (Sala)
1942-1945 Tekad Wanita Sala (karena WK dijaman Jepang di larang)
1950 Sekretaris WK di Semarang
1958-1960 B.A. Degree Ilmu Mendidik dan Bahasa Inggris di State University of Texas, U.S.
1961-1963 Ketua cabang WK Kebayoran Timur
1965-1970
- Pada Kongres Wanita Katolik di Semarang terpilih menjadi Ketua Presidium DPP Untuk dua periode 1965-1967, 1967-1970
- Wakil Wanita Katolik RI di Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) memegang urusan Humas kemudian memegang urusan Sekretriat.
- KNKWI (Komisi Nasional Kedudukan Wanita Indonesia/ Commission on the Status of Women ) suatu badan PBB sebagai ahli dalam bidang Agama dan Pendidikan
1967 Menghadiri WUCWO (World Union Of The Catholic Woman Organization) di Roma
1968 Memberikan ceramah di berbagai tempat di Belanda sehingga terjalin suatu hubungan dengan Katholieke Vrouwengilde Nederland dan Wanita Katolik RI 1970 Menghadiri WUCWO (World Union Of The Catholic Woman Organization) di Tornhout Belgia

JACOBA THEODORA VROEGOP GUNAWAN
Lahir: 14 April 1925 | Wafat: 15 Desember 2015)
Lahir : Bangka, 14 April 1925
Suami : Josephus Gunawan (Alm)
Anak :
1. Hubertus Josephus Tata Djatmika Gunawan (Alm)
2. Maximianus Josephus Tata Susila Gunawan
3. Stanislaus Josephus Tata Harsaya Gunawan
4. Johanes Don Bosco Tata Agung Nugroho Gunawan (Alm)
5. Agustinus Josephus Tata Bawana Gunawan
6. Antonius Lucia Tata Prasetya Gunawan (Alm)
WKRI : Ketua Cabang Wanita Katolik RI Santa Perawan Maria Ratu

KIJATININGSIH JANNEY WONGSO
Lahir: 6 April 1943 | Wafat: 18 Oktober 2022
Pernah menjabat sebagai Ketua Cabang Wanita Katolik RI Kebayoran Timur 1982-1985
Lahir : Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, 6 April 1943
Menikah dengan Bapak A.J. Janney Wongso dan dikaruniai beberapa orang putra-putri:
1. Antonius Toni Kirantono (L 2 Mei 1967) (†)
2. Juliana Kirana Sari (L 19 Juni 1970)
3. Romana Kirantri Dewi (L 29 Februari 1972)
4. Severa Kirandra Shinta (L 21 Februari 1975)
5. Vincentia Claudia Kiransa Putri (L 27 September 1991)
Konon, menurut Ibu Dulmukit, Ibu Janney Wongso pernah jadi anggota DPD WKRI Bidang Pendidikan pada 1994.
